Kosakata Sastra

Balasan Cintaku
Cerpen HRA 8


Kadang rasa cinta begitu indah saat cinta datang dan menghampiri kita. Tapi, cinta begitu menyakitkan saat cinta pergi dan menjauh dari kita. Ya itulah cinta, kita tak pernah menyadari aka nada dan tiadanya cinta itu.
Perasaan itulah yang sedang kualami, rasa yang selalu buat hati bergejolak tak karuan, membuat pikiran yang tak pernah tenang karena selalu ingat padanya, dan membuat segalanya menjadi buta oleh perasaan cinta. Saat pertama kali ku melihatnya ku tau dirinya dan ku mengenalnya. Aku mulai tertarik pada sosok lelaki itu yang bernama Sigit. Mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama. Sejak pertama ku lihat dia, fisiknya yang membuatku terpesona. Dimataku wajah dan penampilannya yang begitu sempurna dan mungkin stiap perempuanpun akan mengatakan seperti itu jika telah melihatnya. Sebenarnya aku mengira perasaan ini hanya sebatas mengidolakannya saja. Tapi lambat laun semuanya berubah, ternyata aku jatuh cinta pada laki-laki itu. Mungkin karena sering melihatnya dan bertatapan wajah dengannya bahkan hamper setiap hari karena dia adalah teman satu sekolahku di SMA, dan juga dia berbeda dengan laki-laki lain, sikap dan sifatnya dingin terhadap perempuan menjadi alasanku menyukai Sigit. Tadinya aku hanya ingin menyimpan perasaan ini sendirian, tapi aku tak bisa menyembunyikan kebahagiaan ini dari teman dekatku Selli.
“Hilda kamu kenapa sih? Dari tadi aku perhatiin kamu kok senyum-senyum sendiri. Kayaknya ada sesuatu nih, ceritain dong!” Tanya Selli padaku. “Mm.. gini Sell, sebenarnya aku lagi suka ama cowok di sekolah ini, Pokoknya dia itu perfect banget deh.” Sahutku. “Oh, ternyata itu penyebabnya, emangnya dia siapa sih? Aku jadi penasaran deh.” Tanya Selli dengan mimic muka penasaran. “namanya Sigit anak kelas 10. Kamu pasti tau kan? Jawabku dengan suara yang rendah. Oh.. yang itu, aku kira siapa.” “Emangnya kenapa Sell? Ada yang salah ya. Kok kamu kayak yang gak seneng gitu sih.” “Bukannya gitu Hilda. Aku Cuma pengen kasih tau kamu aja ya. Di sekolah ini tuh banyak yang suka ama dia, banyak yang ngekhayal pengen jadi pacar dia dan mungkin dia lagi ngincer seseorang di kelas kita.” “Ya Selli kok kamu malah ngomong kayak gitu. Jangan-jangan kamu lagi yang suka ama Sigit?” “ngawur kamu kalau ngomong. Sorry nih bukannya aku pengen mutusin harapan kamu. Tapi dari pada nanti kamu kecewa dan sakit hati, mending kamu simpen perasaan cinta kamu sama Sigit itu.”
Sebentar ku berpikir, kenapa teman yang sudah ku anggap sahabat ternyata dia berbicara yang membuat hatiku tersendat. Tapi sudahlah tak perlu dipikirkan. Mungkin ini omongan Selli yang tak ingin membuat hatiku kecewa nantinya. Berhati-hati aku menjalani semua aktifitasku dengan baik. Ku tambah semangat untuk pergi sekolah dan aku jadi giat belajar karena aku diiringi oleh perasaan cintaku pada Sigit. Tapi pada suatu saat rasanya hati ini bagaikan dicambuk oleh perkataan yang tak ingin ku dengar. Aku mendapat kabar bahwa Sigit menyukai teman sekelasku Leni.
“Hilda, aku udah pernah bilang sama kamu dulu. Lupain Sigit! Dia gak mungkin jadi milikmu.” Ucap Selli memberitaukan dengan lantang. “Emangnya ada apa? Aku gak ngerti apa yang kamu bicarain Sell.” Sahutku. “ Hilda ternyata Sigit suka sama teman sakelas kita, Leni.
Dari situ aku tidak tidak bisa berkata apa-apa. Hanya air mata yang bisa ku keluarkan, hanya perasaan kecewa yang aku rasakan. Laki-laki yang dulu yang sangat kusayangi ternyata dia lebih menyayangi Leni, menyukai dan menginginkan Leni temanku sebagai pacarnya, bukan aku yang telah menaruh harapan besar padanya.
Ku sadar dari kejadian ini, bahwa Sigit tak pernah merespon semua perasaanku, dia mengabaikan perasaanku dan lebih menyakitkan lagi dia tak membalas cintaku yang tulus. Inikah balasan dari semua ketulusan cintaku, kekecewaan yang kuterima. Maafkan aku karena sudah menyimpan kenangan indahmu dihatiku. Ku coba menggapai semua mimpiku, tapi taka da satu yang dapatku raih, hanya sakit yang ku dapat sebab ku telah jatuh..jatuh dimana aku telah menanam rasa cintaku ini pada Sigit. Sekarang ku ikhlas, ku turut bahagia atas pilihan hatimu Sigit. Maafkan Hilda…..

0 komentar:

Posting Komentar

Followers