Perkembangan Teknologi Radio
Pengertian Radio
Radio adalah
transmisi sinyal tanpa kabel (wireless), melalui modulasi gelombang-gelombang
elektromagnetik yang frekuensinya di bawah frekuensi cahaya tampak. Penjalaran
radiasi elektromagnetik dapat melintasi udara dan ruang vakum. Penjalaran
gelombang elektromagnetik ini tidak memerlukan medium pengangkut.
Informasi dibawa melalui perubahan yang sistematis pada beberapa sifat gelombang yang diradiasikan, seperti pada amplitudonya ataupun pada frekuensinya. Ketika gelombang radio melalui konduktor listrik, medan yang berosilasi menyebabkan timbulnya arus bolak-balik dalam konduktor tersebut. Hal ini mengakibatkan terdeteksinya dan tertransformasinya suara dan
sinyal-sinyal lain sebagai informasi yang dibawa. Kata radio digunakan untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Pada awalnya, radio disebut sebagai wireless telegraphy atau secara singkat disebut wireless. Awalan radio–dalam pengertian transmisi tanpa kabel pertama kali digunakan dalam kata radioconductor oleh seorang fisikawan Perancis Edouard Branly pada tahun 1897. Kata radio yang digunakan pada kata radioconductor itu berdasarkan kata kerja (verb) to radiate. Radio sebagai kata benda (noun) diungkapkan pertama kali oleh seorang pakar iklan Waldo Warren. Kemudian kata radio muncul dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Lee de Forest pada tahun 1907.
Angkatan Laut Amerika Serikat mulai menggunakan kata radio pada tahun 1912 dan akhirnya menjadi kata yang biasa dipakai pada penyiaran komersial pertama di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1920. Radio dalam istilah Amerika ini kemudian digunakan dalam bahasa-bahasa lain di Eropa dan Asia, meskipun negara-negara persemakmuran Inggris tetap memakai istilah wireless sampai pertengahan abad ke-20. Di Jepang, istilah wireless merupakan dasar untuk istilah “gelombang radio” (radio wave).
Informasi dibawa melalui perubahan yang sistematis pada beberapa sifat gelombang yang diradiasikan, seperti pada amplitudonya ataupun pada frekuensinya. Ketika gelombang radio melalui konduktor listrik, medan yang berosilasi menyebabkan timbulnya arus bolak-balik dalam konduktor tersebut. Hal ini mengakibatkan terdeteksinya dan tertransformasinya suara dan
sinyal-sinyal lain sebagai informasi yang dibawa. Kata radio digunakan untuk menggambarkan fenomena tersebut.
Pada awalnya, radio disebut sebagai wireless telegraphy atau secara singkat disebut wireless. Awalan radio–dalam pengertian transmisi tanpa kabel pertama kali digunakan dalam kata radioconductor oleh seorang fisikawan Perancis Edouard Branly pada tahun 1897. Kata radio yang digunakan pada kata radioconductor itu berdasarkan kata kerja (verb) to radiate. Radio sebagai kata benda (noun) diungkapkan pertama kali oleh seorang pakar iklan Waldo Warren. Kemudian kata radio muncul dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Lee de Forest pada tahun 1907.
Angkatan Laut Amerika Serikat mulai menggunakan kata radio pada tahun 1912 dan akhirnya menjadi kata yang biasa dipakai pada penyiaran komersial pertama di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1920. Radio dalam istilah Amerika ini kemudian digunakan dalam bahasa-bahasa lain di Eropa dan Asia, meskipun negara-negara persemakmuran Inggris tetap memakai istilah wireless sampai pertengahan abad ke-20. Di Jepang, istilah wireless merupakan dasar untuk istilah “gelombang radio” (radio wave).
Sejarah Perkembangan
Sejarah perkembangan perangkat radio bermula dari eksperimen yang dilakukan oleh Nikola Tesla di St. Louis, Missouri, AS, pada tahun 1893. Dia membuat perangkat untuk eksperimen listrik berupa pesawat radio dengan penerima gelombang radio (receiver) magnetik. Perangkat penerima radio yang dibuat Tesla berbeda dengan tabung koherer (tabung yang dililiti kawat besi) yang dibuat oleh Guglielmo Marconi dan para pelaku eksperimen lain. Di kemudian hari, perangkat yang dibuat Tesla itu dikembangkan sehingga mampu menghasilkan frekuensi radio, mentransmisikan sinyal jarak jauh, dan memperlihatkan prinsip kerja perangkat/pesawat radio. Tesla pun memperoleh hak paten dari AS atas temuan radio yang didefinisikan sebagai “transmisi data wireless (tanpa kabel)”.
Pada tahun 1896, Guglielmo Marconi memperoleh hak paten dari Inggris atas temuan radio dalam karyanya bertajuk Improvements in transmitting electrical impulses and signals and in apparatus there-for. Marconi adalah seorang pelaku eksperimen radio terdahulu. Dia yang pertama kali mewujudkan transmisi sinyal radio jarak jauh dan membangun organisasi komersial bagi pengembangan dan penggunaan radio. Pada tahun 1897, Marconi membangun stasiun radio pertama di dunia yang bertempat di Isle of Wight, Inggris. Pada tahun 1898, Marconi membuka perusahaan wireless pertama di dunia bertempat di Hall Street, Chelmsford, Inggris.
Tahun-tahun berikutnya radio mengalami perkembangan yang pesat terutama setelah ditemukannya detektor tabung vakum oleh tim pakar teknik di Westinghouse. Perangkat tersebut merupakan bagian terpenting dalam pesawat radio. Pada Natal 1906, Reginald Fessenden menggunakan synchronous rotary-spark transmitter untuk program siaran radio pertamanya di Brant Rock, Massachusetts, AS. Kemudian, Reginald Fessenden dan Lee de Forest menemukan gelombang radio AM. Temuan Fessenden dan de Forest itu berimbas pada kemampuan mengirim sinyal radio yang dapat dilakukan oleh lebih dari satu stasiun.
Siaran radio pertama yang berisi program berita mulai diudarakan oleh stasiun 8MK di Detroit, Michigan, AS, pada 31 Agustus 1920. Stasiun radio perguruan tinggi pertama bernama 2ADD yang kemudian berganti nama menjadi WRUC mulai bersiaran pada 14 Oktober 1920 di Union College, Schenectady, New York, AS. Siaran radio hiburan reguler pertama mulai mengudara pada tahun 1922 di Marconi Research Centre, Writtle, dekat Chelmsford, Inggris.
Pada awal tahun 1930-an, sideband tunggal dan frekuensi modulasi (FM) ditemukan oleh Edwin H. Armstrong. Dengan ditemukannya gelombang radio FM, gangguan udara yang sering melanda gelombang radio AM dapat diatasi. Dunia penyiaran radio pun mulai melirik penggunaan gelombang radio FM. Sekitar tahun 1960-an, pesawat radio yang mulanya menggunakan perangkat berupa tabung mulai digantikan dengan transistor.
Pada akhir tahun 1960-an, jaringan telefon jarak jauh AS mulai menggunakan sinyal radio digital untuk beberapa sambungan. Satelit komunikasi radio pertama, TELSTAR, diluncurkan pada tahun 1963. Tahun 1970-an, Angkatan Laut AS mengembangkan eksperimen navigasi satelit radio, dan meluncurkan konstelasi GPS pada tahun 1987. Pada awal tahun 1990-an, para pelaku eksperimen radio amatir mulai menggunakan PC (personal computer) yang dilengkapi dengan audio card untuk memproses sinyal radio. Pada akhir tahun 1990-an, transmisi sinyal radio digital mulai digunakan pada siaran radio. Pada tahun 1994, Angkatan Darat AS dan DARPA berhasil menyukseskan projek pembuatan software radio.
Gelombang radio
adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek
bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi dengan
gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam
frekuensi gelombang radio (RF; "radio frequency")) pada suatu
spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara
osilasi elektrik maupun magnetik.
Gelombang
elektromagnetik lain yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi
sinar gamma, sinar-X, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat.
Ketika gelombang
radio dikirim melalui kabel kemudian dipancarkan oleh antena, osilasi dari
medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik
dan voltase di dalam kabel. Dari pancaran gelombang radio ini kemudian dapat
diubah oleh radio penerima (pesawat radio) menjadi signal audio atau lainnya
yang membawa siaran dan informasi.
Undang-undang Nomor
32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio merupakan
gelombang elektromagnetik yang diperuntukkan bagi penyiaran dan merambat di
udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah
publik dan sumber daya alam terbatas. Seperti spektrum elektromagnetik yang
lain, gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik.
Perlu diperhatikan bahwa gelombang radio berbeda dengan gelombang audio.
Gelombang radio
merambat pada frekuensi 100,000 Hz sampai 100,000,000,000 Hz, sementara
gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz sampai 20,000 Hz. Pada siaran
radio, gelombang audio tidak ditransmisikan langsung melainkan ditumpangkan
pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode
transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi
frekuensi (FM).
Meskipun kata
'radio' digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima gelombang
suara, namun transmisi gelombangnya dipakai sebagai dasar gelombang pada
televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada umumnya.
Penemuan Gelombang Radio
Dasar teori dari
perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh
James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika
medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the
electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan
1865.
Pada 1878 David E.
Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio
ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke
telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada
1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich
Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell
melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti
gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan
elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut
persamaan gelombang.
Penggunaan radio
Frekuensi
gelombang radio untuk pengiriman suara
|
Banyak penggunaan
awal radio adalah maritim, untuk mengirimkan pesan telegraf menggunakan kode
Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awal termasuk Angkatan Laut
Jepang memata-matai armada Rusia pada saat Perang Tsushima di 1901. Salah satu
penggunaan yang paling dikenang adalah pada saat tenggelamnya RMS Titanic pada
1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang tenggelam dan kapal
terdekat, dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.
Radio digunakan
untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angkatan Darat dan Angkatan
Laut di kedua pihak pada Perang Dunia II; Jerman menggunakan komunikasi radio
untuk pesan diplomatik ketika kabel bawah lautnya dipotong oleh Britania.
Amerika Serikat menyampaikan Empat belas Pokok Presiden Woodrow Wilson kepada
Jerman melalui radio ketika perang.
Siaran mulai dapat
dilakukan pada 1920-an, dengan populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan
Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik-ke-titik, termasuk telepon dan
siaran ulang program radio, menjadi populer pada 1920-an dan 1930-an.
Penggunaan radio
dalam masa sebelum perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat
dan kapal dengan penggunaan radar].
Radio Satelit
Sebuah radio
satelit atau radio langganan adalah sebuah radio digial yang menerima sinyal
yang disiarkan oleh satelit akomunikasi yang mencakup wilayah geografis yang
lebih luas dari sinyal radio biasa. Radio satelit berfungsi di tempat di mana
ada garis pandang antara antena dengan satelit, dengan syarat tak ada rintangan
besar, seperti terowongan atau gedung. Pendengar radio ini dapat mengikuti
saluran tunggal tanpa melihat lokasi jangkauan. Karena teknologi ini
membutuhkan akses ke satelit komersial untuk penyebaran sinyal, jasa radio
satelit adalah sebuah bisnis komersial, yang menawarkan sebuah paket saluran
sebagai bagian dari jasa mereka membutuhkan sebuah langganan dari pengguna
akhir untuk mengakses saluran.
Sejarah radio satelit
Kini, teknologi
siaran radio mengalami revolusi dengan munculnya siaran radio berbasis satelit
(satellite radio broadcast). Sejarahnya dimulai pada tahun 1992 di Amerika
Serikat (AS). Saat itu, FCC (Federal Communications Commission) yang merupakan
badan pengatur telekomunikasi di AS mengalokasikan sebuah spektrum di band
frekuensi "S" (sekitar 2,3 GHz) untuk siaran nasional (di AS)
berbasis satelit dengan menggunakan audio digital (digital audio radio service/DARS).
Hanya ada empat perusahaan yang mengajukan diri untuk mendapat izin siaran.
Tahun 1997, FCC memberi izin kepada: CD Radio (yang berganti nama menjadi
Sirius Satellite Radio) dan American Mobile Radio (yang berganti nama menjadi
XM Satellite Radio). Masing-masing membayar lebih dari 80 juta dollar AS untuk
menggunakan band atau pita frekuensi yang tersedia. Ternyata, hanya XM
Radio-lah yang dapat melanjutkan bisnisnya dan mulai siaran secara nasional
pada 25 September 2001. Sementara Sirius belum mampu menindaklanjuti, dengan
gencar XM Radio menawarkan aneka program dan penerimaan audio berkualitas
tinggi bagi penggemar home audio dan car audio. Dari pusat siaran (broadcast
centre) di Washington DC yang mempunyai 82 studio digital, XM Radio memancarkan
101 saluran yang berisi program acara: musik, berita, wawancara atau talk show,
olahraga, komedi, dan acara anak-anak. Ke-101 saluran itu dipancarkan
bersama-sama ke satelit. Para pelanggan dapat menerima langsung dari satelit
atau melalui stasiun pengulang (repeater) yang ada.
Keunggulan radio satelit
Dengan menggunakan
satelit, cakupan area yang dihasilkan sistem ini jelas lebih luas daripada yang
dicapai stasiun radio konvensional. Di AS, cakupan areanya dibatasi hanya untuk
seluruh wilayah negaranya. Dengan begitu, pendengar yang sedang melakukan
perjalanan dari suatu kota ke kota lain di AS tidak perlu lagi pindah saluran
ke stasiun radio yang berbeda. Cukup sekali tune ke XM Radio, setelah itu tidak
perlu diubah lagi.
Pada dasarnya,
sinyal radio yang dipancarkan akan selalu mengalami redaman. Semakin jauh jarak
yang ditempuh, semakin lemah pula sinyalnya sehingga mengurangi kualitas audio
yang diterima. Penggunaan satelit berdaya tinggi (XM Radio menggunakan satelit
berdaya 500 kilowatt) dengan pancaran langsung ke Bumi akan menghasilkan sinyal
radio yang layak diterima oleh pesawat penerima. Untuk dapat menerima siaran
dari satelit, antena penerima dan satelit harus berada dalam kondisi line of
sight (lurus, langsung tanpa halangan). Kondisi ini tidak akan tercapai jika
penerima terletak di suatu lembah atau kota penuh gedung-gedung bertingkat.
Untuk mengatasinya dipasanglah stasiun pengulang (repeater) yang berfungsi
sebagai perantara satelit dengan penerima. Cara ini akan mengurangi
daerah-daerah blankspot.
Kehebatan kualitas audio
Radio satelit
adalah satu-satunya siaran radio yang menggunakan teknologi digital seutuhnya.
Kelebihan-kelebihan sistem digital dengan berbagai teknologi pemrosesan dan
perbaikan sinyalnya menyebabkan audio yang ditampilkan radio satelit akan
setara dengan kualitas CD. Untuk memaksimalkan keunggulan pemrosesan sinyal
digital, kabel fiber optic dipasang di seluruh bagian pusat siaran (broadcast
centre). Dibanding kabel tembaga, fiber optic sangat tahan terhadap interferensi
frekuensi radio (radio frequency interference/RFI) dan dengung (hum) yang
ditimbulkan oleh perangkat-perangkat listrik.
Selain itu, dengan
daya pancar satelit yang kuat akan diperoleh rasio signal to noise (S/N) lebih
besar dari 40 dB. Rasio S/N sebesar itu cukup untuk menghasilkan sinyal
berkualitas tinggi yang tetap bersih. Untuk menambah kebersihan sinyalnya,
radio satelit mempunyai dynamic range yang lebar. Sebagai perbandingan, dynamic
range radio AM adalah 30 dB, radio FM 50 dB, sedang radio satelit 90 dB. Dengan
dynamic range yang lebar, suara musik orkestra yang juga mempunyai dynamic
range lebar tidak perlu lagi dikompres menjadi sempit, sebagaimana yang
dilakukan di radio AM dan FM. Akibatnya, suara orkestra yang kita dengar akan
sebening suara aslinya. Untuk mendapat kelebihan itu dan untuk mengakomodasi
101 saluran siaran, XM Radio menggunakan bandwidth sebesar 12,5 MHz, 60 kali
lipat bandwidth sebuah stasiun radio FM yang hanya sebesar 200 KHz. Dengan
kelebihan-kelebihan itu, pendengar radio tidak dapat membedakan suara yang
dikeluarkan oleh CD dan radio satelit.
Isi Program
Sebenarnya,
program yang dijual bukanlah hanya sekedar siaran berita penting dari berbagai
penjuru dunia dan bahasa. Melainkan aneka sajian yang bersifat hiburan dan pendidikan
pun tersedia pada layanan radio satelit ini. Untuk kawasan Asia sendiri yang
tergabung dalam AsiaStar, ada beberapa stasiun radio lokal yang berpartisipasi.
Acara yang dapat diperoleh dari sini relatif lengkap. Ada musik, berita,
pendidikan dan lainnya.
Kemudian ada
beberapa saluran yang menyajikan genre musik tertentu. Radio 24X7 menghibur
dengan lagu-lagu International Dance. Sedangkan Bob menyajikan musik modern
rock. BNT berbahasa Thailand menyiarkan beberapa acara musik baik pop maupun
rock. MTV Asia pun masuk dalam kategori ini. Di mana dalam saluran ini yang
ditampilkan yaitu segala macam bentuk musik terutama yang berbahasa Inggris.
Jika Anda menggemari jazz maka Riff menjadi pilihan karena menyajikan
International Jazz. Dan musik dansa Afrika bisa disimak di Ngoma, sementara
musik klasik dari Eropa.
Dari Indonesia
berita dan hiburan yang dapat ditangkap melalui radio satelit yaitu
siaran-siaran dari stasiun Radio Republik Indonesia (RRI) dan Radio Trijaya FM.
Program-program
lain dari radio satelit ini dapat diakses dari internet pula. Ini mencakup
hal-hal penting seperti topik-topik yang berhubungan dengan sejarah suatu
negara, masalah ekonomi dan keuangan, sampai kepada kegiatan olahraga.
Kawasan Asia yang
bisa menjangkau fasilitas radio satelit ini sampai ke kawasan Asia Tenggara dan
Timur Jauh. Khusus wilayah Indonesia yang bisa menerima fasilitas radio satelit
ini adalah penduduk yang tinggal di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
dan pulau-pulau kecil sekitar Maluku.
Penduduk di kawasan
Papua untuk saat ini belum bisa menerima fasilitas dari WorldSpace tersebut.
Kawasan di benua Australia saja hanya sebagian kecil yang dapat menerimanya.
Ini untuk penduduk yang tinggal di kawasan sebelah barat dan barat laut
Australia saja yang bisa menjangkaunya.
Dengan bantuan
alat penerima berupa radio yang mudah dibawa ke mana-mana, informasi penting
dari sekitar tiga perempat dunia berhasil dijangkau. Hal ini pun membangkitkan
hasrat beberapa produsen alat elektronik untuk berlomba-lomba menyajikan alat
andalannya ke tengah-tengah pasar yang bersaing. Sederet merek ternama macam
Panasonic, Hitachi, Sanyo, JVC dan lainnya berupaya menawarkan fitur-fitur
dengan kapasitas berbeda-beda sesuai kebutuhan. Jika ini sudah terlihat
prospeknya untuk ke depan, kenapa tidak terus digalakkan bahkan terus
menambahkan keikutsertaan stasiun-stasiun radio dari suatu daerah tertentu.
Makin banyak stasiun radio ikut, makin kaya informasi yang didapat dan tentunya
makin luas jangkauan radio satelit!
Poadcast
Podcast adalah
proses distribusi file audio melalui internet dengan menggunakan RSS
subscription . Istilah podcast sendiri berasal dari Playable On Demand dan
broadcast. Arti podcast bisa pada metode penyampaiannya dan juga pada
kontennya. Produk audio dalam bentuk file itu di-upload di internet, yang
nantinya bisa di-download oleh mereka yang ingin mendengarkannya. Selain itu
mereka juga dapat berlangganan, sehingga mereka selalu mengetahui perkembangan
terbaru dari si pembuat audio file tadi. File-file ini bisa di-download ke
mobile devices seperti MP3 player, smartphone atau diputar pada komputer.
Dengan cara
berlangganan melalui RSS subscription itu, membentuk adanya hubungan pendengar
atau audiences bahkan adanya komunitas yang menyukai konten audio si pembuat
podcast tadi. Inilah salah satu bentuk social media yang menciptakan adanya
partisipasi, keterbukaan, perbincangan, komunitas, dan keterhubungan .
Karakteristik Media Radio pada Podcast
Berbeda dengan
televisi, pendengar radio itu tidak perlu menilai sesuatu yang tampil dari
layar kaca. Karena radio memiliki karakter personal, yang membuat pendengar
merasa dekat. Apa yang disampaikan oleh penyiar masuk ke benak pendengar
sehingga langsung diterima. Oleh karena itu seorang penyiar yang baik dalam
melakukan siaran harus berbicara seperti kepada satu orang atau individu, bukan
kepada banyak orang.
Kedekatan
pendengar dengan stasiun radio ini menjadi nilai lebih dari media radio yang
hanya mengandalkan suara. Keterbatasan hanya pada suara bukan berarti radio
menjadi tersisih dari media-media lain. Hanya dengan suara, pendengar menjadi
bisa berimajinasi hanya mengacu pada suara. Menurut Stanley Alten dalam bukunya
Audio in Media, suara mempunyai komponen visual yang meciptakan gambar di benak
pendengar atau theatre of mind.
Jenis-Jenis Konten Podcast
Saat ini cukup
banyak jenis konten podcast yang berkembang. Mulai dari berita, wawancara, dan
feature atau dokumenter. Tapi tidak terbatas pada jenis itu saja. Saat ini
berbagai kreatifitas dilakukan oleh para podcaster, seperti dalam bentuk blog
bersuara, yaitu pemilik blog bisa bercerita dalam bentuk audio yang ia letakkan
pada blognya. Blog itu bisa bercerita tentang pengalamannya, kuliner,
travelling dan lainnya.Podcast berita dan feature bisa dilihat pada situs
www.kbr68h.com (gambar 1).
Situs ini berisi
berita dan feature, yang beberapa di antaranya menyantumkan file audio.Salah
satu konten pocast yang cukup menarik belakangan ini adalah podcast bercerita.
Di luar negeri sendiri podcast bercerita sudah berkembang cukup lama, seperti
drama, ataupun cerita pendek dan bersambung. Di Indonesia sendiri saat ini ada
situs www.indonesiabercerita.com (gambar 2).
Situs ini
berisikan podcast berbagai macam cerita untuk anak. Indonesia Bercerita
menyediakan podcast (mp3) berisi cerita-cerita yang membebaskan imajinasi anak
untuk menemukan diri terbaiknya. Podcast cerita ini dapat didownload secara
gratis. Dalam situsnya pihak pengelola situs ini mengharapkan adanya penyebaran
kebiasaan bercerita sebagai proses pendidikan secara formal maupun informal.
0 komentar:
Posting Komentar