KEKAYAAN ALAM INDONESIA
PULAU
BIYAWAK SURGA YANG MASIH TERJAGA
Bagi
kebanyakan masyarakat Indonesia dan dunia, Indonesia adalah surga bawah laut.
Hampir ¾ dari keseluruhan spesies hewan ada di Indonesia. Indonesia juga
dikenal sebagai negara 1000 pulau. Bagaimana tidak bagian negara ini
terpisahkan oleh lautan dan terpecah menjadi 6 pulau besar dan hampir 17.000
pulau pulau kecil. Tidak dipungkiri Indonesia bagian timur memang surga dari
surganya bawah laut. Hamparan Soft Coral dan Hard Coral yang terjaga serta
spesies yang beraneka ragam. Tapi bagi sebagian orang yang tinggal di pulau Jawa
untuk berkunjung kesana tidak memakan waktu dan biaya yang sedikit, dari itulah
bagi sebagian orang harus pintar pintar mencari cara lain untuk menikmati
indahnya bawah laut Indonesia.
“Dimana
kita bisa menemukan spot bawah air dan pulau yang tidak jauh dari Jakarta dan
tidak memakan banyak waktu serta biaya?” pertanyaan yang mungkin sering mengisi
kepala bagi sebagian traveler atau backpacker atau jejalan yang juga seorang
pekerja mungkin yang tidak memiliki banyak waktu.
Jawabanya
adalah Pulau Biawak, pulau yang berada pada 5.926142°LS 108.379898°BT di 40km
Utara pesisir Jawa Barat ini merupakan salah satu dari sekian banyak pulau
Indah yang ada di Indonesia. Masuk kedalam administratif Kabupaten Indramayu
Jawa Barat. Pulau Biawak menawarkan keindahan bawah laut yang tidak kalah
dengan tempat lainnya di Indonesia. Memang masih jarang orang mendengar atau
mengetahui pulau ini. Nama Biawak diberikan oleh nelayan sekitar yang hendak
istirahat atau singgah dipulau ini yang kemudian oleh Pemerintah Kabupaten
Indramayu diubah dan disahkan namanya menjadi Pulau Biawak.
Biawak
atau nama latinnya Varanus salvator berjumlah ratusan dalam berbagai ukuran ini
hidup di hutan lembab Pulau Biawak. Predator yang masih bersaudara dengan
komodo ini masih dipertanyakan tentang asal muasal keberadaannya. Banyak mitos
yang berkembang mengenai hal ini. Banyak juga cerita cerita yang bisa anda
dapatkan saat mengetik pulau Biawak pada teksboks pencarian search engine google.
Saat saya bertanya kepada pak Sumanto, beliau pun belum benar benar mengerti
kapan dan oleh siapa dan bagaimana biawak bisa ada dipulau tersebut.
Nama
awal pulau ini adalah Pulau Byompies yang diberikan oleh pemerintah Belanda
saat itu pimpinan Z. M. Willem III. Pemerintah Belanda juga membangun mercusuar
setinggi 65 meter pada tahun 1872, sampai saat ini mercusuar tersebut masih
berfungsi sebagai tanda kapal kapal yang melintas disekitar pulau Biawak. Mungkin
ada akan bertanya, jika mercusuar masih digunakan maka ada yang mengoperasikan
dong? ya betul. Penghuni tetap disana adalah seorang pegawai Departemen
Perhubungan Laut bagian Navigasi. Pak Sumanto namanya, sudah bekerja di
Departemen Perhubungan sejak tahun 80 kemudian dikirim ke Pulau Biawak pada
tahun 1988. Beliau berstatus pegawai negeri yang tinggal disana dalam kurun
waktu tertentu untuk mengoperasikan, merawat mercusuar untuk kepentingan
perjalanan laut.
Di
pulau Biawak itu juga sering dikunjungi para pendatang yang melakukan ritual ritual
tertentu di pulau ini, karena aroma mistis di pulau ini juga masih sangat
kental. Ditambah ada Makam Seorang Syeh yaitu Syeh Sharif Hasan, kemudian sumur
tua berwarna merah, makam seorang Belanda yang tidak dikenal, tetapi “Dimana
Bumi berpijak disitu Langit diJunjung“.
Kepulauan
Biawak terdapat 3 pulau yaitu Pulau Biawak, Pulau Gosong, dan Pulau Candikian.
Pulau Biawak pulau yang terdekat dari pesisir Jawa. untuk mencapai pulau Gosong
ditempuh dalam 1 jam dengan cuaca laut normal menggunakan kapal tradisional.
dan sekitar 1 jam untuk menuju ke pulau Candikian.
Pulau
Gosong, pulau ini lebih kecil dan tidak berpenghuni, tidak seperti pulau Biawak
yang masih tertutup hutan, mangrove dan hewan lainnya. Di Pulau Gosong hanya
tersisa tanaman pantai. Pulau ini terlihat seperti pasir lautan yang terangkat
saat laut surut. Pulau ini sangat menakjubkan, karena hanya beda satu langkah
dari bibir pasir pulau air lautan berisi hamparan coral yang luas, benar benar
luas dan dangkal. Jadi kita harus hati hati jangan sampai merusak biota laut
jika kita ingin melihat snorkling biota laut tersebut “Don’t Ever ever touch
Them“
Pulau
Candikian, pulau ini berada di paling utara dari gugusan 3 pulau. Pulau
Candikian sekarang tidak lagi berbentuk pulau, dataran yang dulu ada sekarang
sudah tenggelam oleh air laut. yang tersisa hanya hamparan karang dangkal
seperti Pulau Gosong.
0 komentar:
Posting Komentar