PENGETAHUAN SOSIAL

Orientasi Budaya
Oleh Novi Adriyanti

Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering kita dikenal dengan Antropologi Budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Etnologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah-laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka. Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah-laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut dengan kebudayaan.
Tingkah laku manusia, baik itu tingkah individu maupun tingkah laku kelompok kemudian melekat pada kepribadian atau personality seseorang. Kepribadian (personality) adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan tiap-tiap individu manusia. Dalam bahasa populer, istilah “kepribadian” juga berarti ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus. Dalam bahasa sehari-hari kita anggap seseorang tertentu mempunyai kepribadian, memang yang biasa kita maksudkan ialah ciri watak yang diperlihatkannya secara lahir, konsisten, dan konsekwen dalam tingkah lakunya sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dengan individu lainnya.
Penggambaran lingkungan dengan focus kepada bagian yang paling menarik perhatian individu, sering kali diolah oleh suatu proses dalam akalnya yang menghubungkan penggambaran tadi dengan berbagai penggambaran lain sejenis yang pernah diterima dan diproyeksikan oleh akalnya dalam masa lalu, yang timbul kembali sebagai kenangan dalam kesadarannya. Dengan demikian, diperoleh penggambaraban baru dengan banyak pengertian tentang keadaan lingkungan. Penggambaran baru dengan pengertian baru seperti itu, alam psikologi disebut “apersepsi”.
Suatu “persepsi” setelah diproyeksikan kembali oleh individu, menjadi penggambaran yang berfokus tentang lingkungan, karena tertarik, akan lebih intensif memusatkan akalnya terhadap bagian-bagian khusus tadi. Penggambaran yang lebih intensif terfokus, yang terjadi karena pemusatan akal yang lebih intensif, dalam ilmu psikologi disebut “pengamatan”.
Suatu persepsi yang telah diproyeksikan akan melahirkan suatu adat atau kebiasaan pada suatu lingkungan. Adat- istiadat, norma dan hukum merupakan nilai-nilai budaya sebagai pedoman yang memberi arah dan orientasi pada hidup yang, bersifat amat umum, sebaliknya norma merupakn aturan-aturan untuk bertindak bersifat khusus. Norma-norma dari golongan adat istiadat-istiadat mempunyai akibat yang panjang yang disebut “hukum”.
Unsur-unsur kebudayaan universal yaitu keseluruhan dari tindakan manusia yang berpola itu berkisar pranata-pranata tertentu yang amat banyak jumlahnya. Sejajar dengan itu suatu kebudayaan yang luas itu selalu dapat pula kita perinci kedalam unsur-unsurnya yang khusus.
Suku bangsa tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang berwujud sebagai kelompok kekerabatan, atau kelompok adat yang lain, bisa menampilakan suatu corak khas yang terutama oleh orang luar yang bukan warga masyarakat bersangkutan. Pokok perhatian dari suatu skripsi etnografi adalah kebedayaan-kebudayaan dengan corak khas seperti itu. Istilah etnografi untuk kebudayaan dengan corak khas adalah “suku bangsa” atau dalam bahasa Inggrisnya ethnic group. Konsep yang tercangkup dalam istilah “suku bangsa” adalah suatu golongan manusia yang terkait oleh kesadaran identitas akan “kesatuan kebudayaan” sedangkan kesadaran dengan identitas tadi seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa juga, atau lainnya, dengan metode-metode analisa ilmiah, melainkan oleh warga warga kebudayaan bersangkutan itu sendiri.
Dalam kenyataannya, konsep “suku bangsa” lebih kompleks daripda apa yang terurai diatas. Ini disebabkan karena dalam kenyataan batas dari kesatuan manusia yang merasakan diri terikat oleh keseragaman kebudayaan itu dapat meluas atau menyempit, tergantung pada keadaan.
Aneka-warna kebudayaan suku bangsa. dalam hal ini para antropologi sebaiknya membedakan kesatuan masyarakat suku-suku bangsa didunia berdasarkan atas kriterium mata pencarian dan system ekonomi kedalam 6 macam:
1.    masyarakat pemburu dan penemu atau hunting atau garhering societies
2.    masyarakat perternak atau postoral societies
3.    masyarakat peladang atau societies of shifting cultivators
4.    masyarakat nelayan atau fishing communition
5.    masyarakat petani perdesaan, atau peasant communities, dan
6.    masyarakat perkotan kompleks atau complex unban societies
Suatu “daerah kebudayaan” atau culture area merupakan suatu penggabungan atau penggolongan dari suku-suku bangsa yang ada dalam masing-masing kebudayaan yang beraneka. Demikian suatu sistem penggolongan daerah kebudayaan sebenarnya merupakan suatu system klasifikasin yang mangkelaskan beraneka warna, suku bangsa yang tersebar disuatu daerah atau benua besar, kedalam golongan-golangan berdasarkan atas beberapa persamaan unsur dalam kebudayaannya.
Pada dasarnya orientasi budaya terbagi menjadi lima permasalahan diantaranya, masalah hakikat, masalah karya, masalah waktu, masalah manusia, dan masalah alam. Orietasi nilai budaya menjadi hal abstrak tapi dalam kenyataannya ada karena bisa mendorong seseorang untuk melakukan hal yang abstrak itu. Sehingga dalam kehidupan nyatanya orientasi nilai budaya itu akan melahirkan suatu norma dan aturan.
Masalah hakikat, merupakan permasalahan dasar dimana seseorang itu mempunyai hak untuk melakukan kebaikan terhadap orang yang melakukan kebaikan kepadanya dengan kata lain bisa disebut dengan balas budi. Orientasi nilai budaya yang terkandung dalam hakikat jiwa seseorang akan tertanam jika penanaman konsep Ketuhanan diterapkan dengan benar. Seseorang yang mempunyai orientasi nilai budaya yang sangat baik pada masalah hakikat pada umumnya mereka lebih bisa memanage hidupnya dengan arah dan tujuan yang aik juga. Tujuan hidupnya akan lebih terarah atas kehendak hati dan pikiran yang dia dapatkan dari doktrin-doktrin ilmu agama.
Masalah karya, berbicara mengenai karya dalam ilmu agama dijelaskan jika karya itu merupakan suatu tuntutan manusia yang harus dikerjakan. Suatu karya seseorang akan menjadi nilai instrinsik, dimana akan lebih megutamakan kesukesan hidup dibandingkan suatu karya. Sukses menjadi hal yang paling utama sedangkan suatu karya menjadi poin yang paling penting setelah kesuksesan itu telah tercapai. Orang-orang Barat seperti Amerika Serikat, mereka menilai suatu karya itu hal yang dinomor duakan karena mereka ingin berkarya setelah mendapatkan kesuksesan hidup. Sehingga mereka lebih memfokuskan hidupnya pada satu pekerjaan yaitu mencapai kesuksesan. Namun dilain sisi, orang Timur beranggapan seperti “sambil menyelam minum air”, maksudnya sambil mencapai kesuksesan mereka juga berkaraya. Karya merupakan sesuatu yang harus dimiliki apabila seorang indvidu ingin disebut orang yang sukses. Sebuah ilmu mungkin saja bisa dilupakan maupun terlupakan, tapi sebuah karya akan tetap dikenang oleh siapapun, bagaimanapun, dalam keadaan apapun karya itu diciptakan.
Masalah waktu, tak membenarkan dan tak menyalahkan jika waktu itu memang sangat berharga. Pada kenyataannya hanya ada hari ini, dan hari esok tak pernah ada di kamus para sopir angkot. Maka berikanlah sesuatu yang paling baik untuk hari ini, bgaimanapun dan dalam keadaan apapun. Yang ada hanya masa kini, masa lalu hanya tinggal kenangan, dan masa yang akan adalah sebuah kejutan. Apabila ingin disebut orang yang romantic, maka berpikirlah tentang kejayaanmmu dimasa lalu. Namun kejayaan itu harus dijadikan sebagai tolak ukur untuk kehidupan selanjutnya. Jadikanlah kejayaan dimasalalu itu sebagai motivasi diri untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi dibandingkan kejayaan yang pernah dicapai dimasa lalu.
Masalah manusia, pada dasarnya manusia itu merupakan orang tak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan manusia yang lainnya untuk melakukan sebuah proses mekanisme kehidupan. Manusia mahluk sosial yang hidupnya tergantung kepada orang lain. Pada mekanismenya terkadang manusia selalu melihat yang orientasinya keatas dan kebawah. Orang yang selalu melihat orang lain yang lebih dari dirinya sendiri akan merasa jika tunduk dan merunduk. Seperti ilmu padi, semakin merunduk semakin berisi. Tapi dilihat dari kenyataannya, jutru orang yang melihat ke bawah diriya akan semakin merunduk. Namun dilain sisi orang yang selalu meliat keatas, dia akan melihat kelebihan orang lain yang tidak dimilikinya sehingga mudah untuk termotivasi dan bangkit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Masalah alam, kita sebagai manusia diutus ke dunia ini untuk menjadi khalifah Dalam ilmu Islam, khalifah itu merupaka orang yang bertanggung jawab melindungi, menjaga alam ini supaya tetap indah dan terawat. Namun karena tanggung jawabnya sebagai khalifah terkadang manusia ingin menguasai alam ini dengan mengeksploitasi tanpa batas. Pemanfaatan sumber daya alam yang tak terkendalikan membuat ala mini justr rusak oleh penjaganya sendiri yaitu manusia seorang khalifah yang telah dipercayai oleh Tuhannya tetapi dia ingkar dalam menjaga alam ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers