Banyak Cerita di Hari Pernikahan Temanku

Banyak Cerita di Hari Pernikahan Temanku


            Malam itu, Minggu malam pertama lagi aku berada di kostan Lio setelah beberapa bulan terakhir aku liburan di rumah. Seperti biasanya malam demi malam, aku lewati dengan nuansa akan indahnya kebersamaan bersama teman-temanku. Indah menurut pandanganku, karena aku telah berhasil melewati hari-hari dan itu merupakan hal yang sangat luar biasa. Seburuk apapun hari-hari yang aku jalani itu, tapi aku bersyukur karena aku masih diberi kesempatan untuk berbagai cerita bersama mereka.
Malam yang indah bulan bersinar dengan terangnya, langit yang hitampun terlihat memesona karena para bintang sedang menari berkerlap-kerlip memperlihatkan sinarnya. Di hembusan angin malam, aku berdiri dibalkon depan kamar temanku. Kulitku yang berbalut baju tidur berwarna biru seakan tidak kuat menahan hembusan angin malam yang dinginnya menembus sampai tulangku. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi dan meninggalkan pemandangan langit yang menyuguhkan keindahannya.
Kotoplak-kotoplak-kotoplaak, suara langkah kakiku yang berjalan menyusuri lantai menuju kamar nomor 14. Kamar bernomorkan 14 itu merupakan kamar temanku yang bernama Laila. Sepekan ini, aku sering menghabiskan waktu untuk bercanda, bersendau gurau bersama Laila di kamar nomor 14 itu. Malam itupun aku kembali menemui Laila untuk mencari hiburan menghilangkan rasa penat yang menggulung dikepalaku.
Hingga akhirnya kami berduapun terhanyut dalam obrolan yang tak tentu, hilir mudik membicarakan semua hal yang ada diisi otak saat itu. Setelah amunisi untuk mengobrol habis, kami berduapun memfokuskan pembicaraan bertemakan “Pernikahan Teman” kami yaitu Nabila. Hari Minggu, 09 September 2012 pukul 11.00-14.00 WIB temanku akan mengadakan resepsi pernikahnnya di Gedung Graha Al-Amanah. Temanku Nabila yang mempunyai paras cantik akan menikah bersama Muhammad Faruq laki-laki asal Malaysia. Menikah di usia muda, itu merupakan impian Nabila hingga akhirnya impian itu bisa tercapai ketika Faruq mempersunting Nabila untuk menjadi istrinya.
Setelah pembicaraan tentang pernikahan Nabila, kami berduapun saling berdiam-diaman karena menahan rasa kantuk yang melanda mata kami. Tapi rasa kantuk itu bergegas pergi ketika salah satu dari teman kami yaitu Ayu menggetuk-ngetuk pintu kamar nomor 14. Kami berduapun terkejut akan kedatangan Ayu, karena dia datang sambil membawa boneka Panda yang besar, chrger handphone, kunci kamar kostnya dan tidak lupa juga membawa harga dirinya. Sebenarnya apa yang akan dia lakukan dengan membawa barang barang-barangnya itu? Ternyata Ayu akan mengiap bersama Laila. Dasar Ayu wanita yang aneh dan super gak jelas pergi menginap hanya membawa barang-barang seperti itu. Tapi tak lama setelah Ayu datang, diapun pergi lagi karena sudah ditunggu oleh pacarnya yaitu Ramzi untuk pergi main keluar. Aku dan Lailapun akhirnya salling berdiam-diaman lagi.
Ketika itu hnya suara Televisi yang terdengar di telinga kami berdua, hingga akupun menolehkan mata kea rah Laila. Hmmmm ya ampuun pantes ajah terasa sepi, ternyata Laila sudah terlelap tidur. Akupun merasa ngantuk, sehingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi tidur ke kamarku. Sebelum tidur, akupun dilanda galau, merasa jika hati ini kesepian walaupun aku punya pacar.  Entah pergi kemana pacarku ini, akhirnya aku mengetik SMS karena penasaran ingin tahu kabar dari pacarku. Setelah mendapatkan kabar darinnya aku merasa tenang, walaupun sebentar tapi itu cukup bagiku menghilangkan rasa kegalauan dalam hati. Untuk bertemu hari esok, akupun terlelap tidur dan siap untuk bertemu dengan hari yang baru lagi.
Minggu pagi, suara adzan Subuh membangunkanku dari tidur yang sangat nyenyak. Bukannya pergi untuk berwudhu dan solat, aku malah memeriksa handphone. Ketika aku menyalakan handphone, 3 kali panggilan tak terjawab ditambah 7 pesan singkat yang belum terbaca memenuhi memori handphoneku. Panggilan tak terjawab dan pesan singkat itu ternyata dari temanku Ayu yang ceritanya akan menginap di kamar Laila. Dari isi pesannya, Ayu menyuruhku untuk bangun dan membuka pintu gerbang. Namun semalam aku tertidur dengan sangat pulasnya, sampai-sampai 3 kali panggilan teleponpun aku tak terbangun. Entah dimana Ayu menginap? Sedangkan kunci kamar kostnya ada di kamar Laila. Pagi-pagi, aku berlari kecil menuju kamarnya Laila, dan menanyakan apakah Ayu menginap bersama Laila? Ternyata Ayu tidak ada dikamar Laila. Kemudian Laila menjelaskan kepadaku jika Ayu menginap di teman kostannya yang lain. Laila juga tidak terbangun ketika Ayu mencoba membangunkannya dengan menelpon dan mengirim pesan singkat. Aku brsyukur kalo Ayu baik-baik ajah, walaupun tingkahku terkadang suka bikin sebel Ayu tapi sebenarnya aku sayang sama dia, Ayu sudah aku anggap sebagai saudaraku sendiri.
Setelah mengetahui kabar tentang Ayu, aku dan Laila menyiapkan diri untuk pergi ke resepsi pernikahan Nabila dan Faruq. Aku kebingungan setengah mati, galau karena aku mempunyai dua acara, dan acara itu kedua-duanya sagat penting. Apakah aku harus pergi ke resepsi pernikahannya Nabila atau pergi ke acara Pelantikan Anak Pers Sekolah. Dari jauh-jauh hari aku kebingungan dan hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Keputusanku sudah ada di tangan, aku akan pergi ke resepsi pernikahan Nabila, jikalau sempat aku akan pulang ke rumah dan menyempatkan diri untuk menjadi Pemateri di acara Pelantikan Pers Sekolah. Seperti dalam peribahasa, sekali mendayaung dua tida pulau terlampaui. Maksudnya melakukan suatu pekerjaan yang lebih dari satu dalam satu waktu.
Sekitar jam 09.00 WIB, teman-temanku yang lain sudah menunggu di depan lapangan footsall Mayang Sari. Lailapun sudah meungguku, aku bercermin didepan kaca bergegas menggunakan kerudung ala-ala hijjaber. Pertempuran dengan kerudung pasimapun akhirnya berakhir, aku sudah terlihat rapi dan catik untuk pergi ke resepsi pernikahan Nabila. Matikan lampu kamar, memeriksa jendela kamar, kemudian aku mengunci pintu. Dengan sepatu hitam berhak 5cm, aku berjalan bersama Laila menuju depan Lapang Footsall Mayang Sari. Menyusuri jalan dengan jalan yang sangat cepat, karena takut teman-teman yang lainnya sudah pergi da meninggalkan aku dan Laila. Menyebrangi jalan raya yang begitu ramai oleh kendaraan. Dari kejauhan sudah terlihat teman-temanku sudah berkumpul, akhirnya aku dengan Laila sampai ditempat tujuan dengan selamat dan tepat waktu.
Semua teman-temanku yang akan pergi ke resepsi pernikahan Nabila sudah berkumpul semuanya, kami semuapun memmutuskan untuk pergi. Rombongan terbagi dua, ada yang menggunakan sepeda motor dan ada juga yang menggunakan kendaraan umum. Aku bersama Laila dan teman lainnya seperti Lina, Ratu, Bilqis, Masitoh, Rama, Faisal dan Zon menggunakan kendaraan umum. Perjalanan menuju Gedung Graha Al-Amanah lumayan cukup memakan waktu yang sangat lama. Sehingga kamipun berangkat lebih awal, berjaga-jaga supaya kami tidak telat datang ke resepsi pernikannnya Nabila.
Bus DAMRI jurusan Elang-Cibiru yang ditunggu, sudah ada didepan mata. Laila naik terlebih dahulu kemudian disusul olehku dan teman-teman yang lainnya. Aku duduk bersama Laila, diperjalanan aku dan Laila mengobrol hilir mudik membicarakan pembicaraan yang tak tentu arahnya karena sewaktu-waktu pembicaraan kami berdua meloncat-loncat. Seiring perjalanan semakin jauh, para pedang asonganpun mulai menyerbu kami. Ada pedagang buku, makanan, tissue, air mineral, yaa ampuun ternyata selain menjadi alat transportasi para penumpang, bus DAMRI ini menjadi pasar berjalan. Keadaan didalam bus semakin tidak terkendalikan karena banyaknya pedagang asongan dan para penumpang yang tak kalah banyaknya.  Sesekali kepalaku terasa pusing, dan ingin muntah tapi aku masih bisa menahannya. Lailapun menjadi tempat bersandarku ketika itu.
Perlahan para penumpangpun mulai berkurang, satu per satu mereka turun dari bus. Sedangkan kami turun di tempat terakhir pemberhentian bus DAMRI ini. Masih lama untuk bisa sampai di tujuan, sejenak aku terlelap namun pikiranku mash terperangkap. Cuaca yang sangat panas, terik matahari terasa ke dalam bus. Aku kegerahan dan keringat kecil mengucur di badanku yang kecil ini. Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai ditujuan. Sambil duduk aku terfokus melihat jalan raya yag disesaki kendaraan. Sesekali kemacetan menghambat bus DAMRI yang ditumpangi kami, tapi dengan sabar akhirnya kami sampai di pemberhentian.
Tinggal satu kali naik mobil jurusan Ciijerah-Melong Asih, dan naik delman kami bisa sampai di tempat pagelaran resepsi pernikahan Nabila. Perjalanan yang begitu jauh, tapi mengasyikan karena setelah sekian lama akhirnya kami bisa jalan bersama lagi. Sambil menunggu teman-temanku yang mengguakan sepeda motor, kami bediri dipinggiran jalan. Satu per satu teman-temanku berdatangan, dan kamipun segera menyewa angkutan umum arak Cijerah-Melong Asih. Sopir kendaraanpun menginjak gas, dan perjalananpun dimulai lagi. Diperjalanan aku merasa asing dengan daerah tersebut, karena baru pertama kalinya aku mengijkaan kaki di daerah tersebut. Pak Sopir yang aneh, ternyata dia tidak tahu jalan yang aka dituju, hingga akhirnya diapun menanyakan Gedung Graha Al-Amanah kepada masyarakat sektitar. Setelah beberapa jauh, terlihat janur kuning membentang di jalan, tertulis Nabila dan Faruq, tidak salah lagi itu adalah petunjuk arah untuk sampai di tempat resepsi pernikahan Nabila. Setalah berjam-jam diperjalanan, akhirnya kami sampai ditempat tujuan dengan selamat.
Gedung Graha Al-Amanah terlihat ramai, tampaknya kami datang terlalu awal karena acara akan dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Tapi pepatah menyebutkan jika lebih awal itu lebih baik darpiada terlambat. Rombongan pengantinpun datang, terlihat 3 mobil berwarna silver datang dari arah jalan raya. Didalam mobil yang memimpin ketiga mobil itu, terlihat wanita yang sedang melambaikan tangannya. Lalu mobilpun berhenti, dan jreeeng-jreeeng-jreeeeng-jreeenggg. . . . keluarlah laki-laki yang menggunakan kacamata kemudian disusul perempuan cantik yang mengenakan baju berwarna kunging yang dipadukan dengan hijau. Tidak salah lagi itu adalah Nabila, dia terlihat begitu cantik dan serasi dengan pengantin laki-lakinya. Nabilapun melambaikan tangannya kearah kami, kamipun tersenyum kejut karena melihat Nabila yang begitu cantik. Rombongan pengantinpun pergi menuju gedung dan kami diam diluar gedung menunggu teman-teman yang lainnya yang belum datang.
Tak lama dari itu, akhirnya teman kami yang mengguakan sepeda motorpun berdatangan satu per satu. Selama diperjalanan mereka kebingugan dan hampir tersesat. Tapi setelah ada petunjuk janur kuning itu, mereka langsung pergi menuju arah yang telah ditunjukan. Semua teman-temanku sudah berkumpul, acarapun dimulai. Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci al-quran kemudian dilanjutkan dengan sambtan dari kedua belah pihak mempelai laki-laki dna perempuan, dan memnajatkan doa. Setelah semua acara itu selesai acarapun ditutup emudian dilanjutkan dengan penerimaan tamu undangan. Kami semua mengisi daftar hadir terlebih dahulu kemudian berjalan menyusuri gedung, dan terlihat sepasang pengantin yang tersenyum memancarkan kebahagiaan. Aku bersama Ayu berjalan berbarengan, Laila entah dimana mungkin dia bersama teman-temanku yang lainnya. Kamipun bersalaman dengan orangtua Nabila, kemudian bersama Nabila dan Faruq kemudian disusul lagi dengan orangtua dari Faruq. Keluarga pengantinun terlihat bahagia karena anak mereka kini sudah menemukan jodoh hidupnya.  Ketika bersalaman degan Nabil, aku dan Ayu merasa bahagia melihatnya. Nabilapun berpesan kepada kami, jika sudah makan jangan dulu pulang kalian harus tetap disini melihatku, nanti aku akan berganti baju. Nabila juga meminta kami untuk berfoto bersama. Setelah bersalaman aku dan Ayu menuju barisan untuk mengambil makan.  Mengambil piring, sendok, garfu dan sendok. Kemudian mengalaskan nasi secukupnya kepiring, mengambil daging ayam tepung asam manis, rendang, sejenis rolade tapi seperti bistick, salad buah-buahan dan sayur yang dicampur yogurt, sayur sop bening, kerupuk udang kemudian aku pergi keluar bersama Ayu dan menyantap makanan dengan lahapnya. Ketika aku ingin minum, aku kebingungan ternyata aku lupa mengambil air minum. Akhirnya aku meminum air milik Ayu, sedangkan Ayu meminum air milik Ramzi.
Setelah selesai makan, aku diajak oleh Ratih untuk mengambil makanan yang lain. Tadinya aku bersama Ratih mau mengambil buah-buahan tapi yang kami temukan ialah pudig. Jadi akhirnya aku bersama Ratih memakan pudding. Memilah dan memilih pudding yang waranya cantik kemudia dikasi cream cair seperti susu. Tak sabar aku ingin segera melahapnya, akuun duduk dikursi dan nyaaam-nyaamm-nyaamm yummyyy pudingnya enak sekali. Sepertinya teman-temanku yang lain ketagihan melihatku memakan pudding, dan akhirnya merekapun ikut-ikutan mengambil pudding. Tidak hanya pudding ang menjadi sasaran makananku kali ini, tapi disana juga terdapat baso tahu, juice, empal gentong, buah-buahan, lontong kari dan mie kocok. Tapi pertuku terlalu kecil untuk menampung semua makanan itu dalam satu waktu. Akupun hanya memakan pudding dan buah-buahan saja sebagai pencuci mulut.
Tak terasa waktupun berjalan sangat cepat, hingga akhirnya kami semua memutuskan untuk pulang. Tapi sebelum pulang, kami berfoto bersama dengan pengantin. Satu, dua, tiga. . . . . . Ciiiiiiss. Untuk kedua kalinya instruktur fotonya memberi arahan kepada kami untuk bergaya, satu, dua, tiga . . . . . . Waaaaaaawwaaaa. Sungguh suasana kebahgaiaan saat itu terasa sangat pekat. Usai berfoto kamipun bersalam-salaman lagi. Akhirnya kami pulang.
Ketika pulang, sopir angkutan umum jurusan Cijerah-Melong Asih yang kami sewa sangat setia menunggu. Satu per satu, aku, Laila, Ratu, Bilqis, Masitoh, Lina, Rama, Zon dan Faisal naik ke dalam angkot itu. Tapi kali ini penumpang angkot bertamabah satu yaitu Ratih, karena dia tidak dijemput oleh Ayahnya. Tinjak gas untuk pulaang, dan lets go berangkat untuk mengejar bus DAMRI di Elang. Sepanjang perjalanan kami yang ada didalam mobil sesekali mengobrol. Suasana didalam angkot tidak sepanas sewaktu kami berangkat, kelihatannya awan mendung dan akan turun hujan. Dugaanku benar sekali, ketika kami turun dari angkot tiba-tiba hujanpun datang. Wuiihhh kamipun berteduh dipinngiran jalan. Ketika berteduh, hujanpun semakin deras sedangkan bus DAMRI yang kami tunggu tak kunjung datang juga Kami semua kedinginan, perlahan baju-baju kami terciprat oleh air hujan. Lama menunggu, tiba-tiba ada 4 bocah anak laki-laki yang sedang hujan-hujanan sambil bermain. Satu diantara bocah laki-laki itu hanya menggunakan celana dalam sajah, buseet deeh fornoaksi tuh, terlebih lagi dia malah tiduran ditengah jalan raya. Untung ajah deh gak kelindaas sama truk atau mobil yang lewat, dasar tuh bocah ada-ada ajah tingkah lakunya. Setelah kejadian itu, terlihat dari kejauhan mobil yang jalannya ngebut. Mobil itu berjalan cepat dan creeeetttt baju kami semua tercipat air dari jalan gara-gara mobil itu. Untung kami diberi kesabaran, kalo nggak sudah deh riwayat mobil itu akan berakhir. Sambil mengobrol hilir mudik kesana kemari, akhirnya bus DAMRI yang ditunggupun datang. Kami melambay-lambaykan tangan agar bus DAMRI itu berhenti, tapi tangan melambay bus DAMRIpun tetap berjalan. Bus DAMRI itu terus berjalan menuju pemberhentiannya, sedangkan tempat kami berteduh ke pemberhentian bus DAMRI itu lumayan jauh. Tapi Laila nekad untuk mengejar bus DAMRI itu, akhirnya aku bersama Laila, Lina dan Maistoh lari-larian sambil hujan-hujanan mengjar bus DAMRI itu. Sedangkan Ratu, Ratih, Bilqis, Rama, Zon dan Faisal mereka masih berteduh untuk menunggu bus DAMRI yang laindatang. Sepatu yang tinggi, membuatku susah untuk berlari, Lina dan Masitoh mereka ada dibelakangku sdangkan Laila terlihat sudah jauh dari pandanganku. Sepatu ooh sepatuku kalo ajah kamu dicopot pasti aku akan lebih unggul dari Laila, terlihat dipelupuk mataku yang basah, Laila sudah menaiki bus DAMRI itu, sedangkan aku bersama Lina dan Masitoh masih berusaha mengejar bus DAMRI itu. Tapia pa yang terjadi, ketika Laila sudah naik, bus DAMRI itu pergi berjalan. Tidak, temanku Laila ada di bus itu, tapi apa boleh buat aku tidak bisa mengejar bus DAMRI itu, sedangkan Laila sudah pergi meninggalkanku yang basah kuyup bersama Lina dan Masitoh. Sedangkan Ratu, Ratih, Bilqis, Rama, Zon dan Faisal mereka malah mentertawakan kami yang hujan-hujanan seperti anak kecil. Aku sadar disanalah kesabaranku diuji lagi. Tapi sambil tertawa-tawa sambil malu, aku tetap semangat menunggu bs DAMRI yang berikutnya bersama Lina dan Masitoh.
Sekian lama meunggu, dari jauh terlihat bus DAMRI datang. Ratu, Ratih, Bilqis, Rama, Zon dan Faisal mereka terlihat melambay-lambaykan tangannya kearah bus DAMRI itu, dan bus DAMRIpun berhenti merekapun menaiki bus DAMRI itu. Beberapa detik bus DAMRI itupun sampai dihadapan kami, dari luar bus aku tertawa kecil karena malu. Sambil tertawa kecil akupun bersama Lia dan Masitoh sesegera mungkin naik bus, dan bertemu dengan teman-teman yang lain. Mereka tertawa cekikikan melihat kekocakan kami ketika mengejar bus DAMRI sambil hujan-hujanan. Tapi hikmah dari kejadian itu akhirnya aku menemukan bus DAMRI yang setia untuk mengantaraknku pulang dengan selamat.
Hingga akhirnya perjalanan pulangpun dimulai, mungkin Laila sudah sampai dengan selamat. Aku hanya bisa melamun dan tertawa kecil mengingat kejadian ditinggal pergi oleh bus DAMRI. Diperjalanan pulang, hujan mulai mereda. Aku melihat skeluar bus ternyata banjir, wuuiihh airnya kotor dan berbau. Akupun menutup hidung. Selama dijalan,  sesekali mataku ini nakal curi-curi kesempatan untuk melihat seseorang yang senyumnya itu wuiihh mauuutt bangett. Haha Tapi selama masih ada kesempatan, aku puasakan mata ini. Haha Tak terasa akhirnya aku pulang dengan selamat, Baju yang tadinya basah menjadi kering karena perjalanan pulang menempuh jarak yang sangat jauh. Turun dari bus, dan akupun berpisah dengan teman-teman yang lainnya. Setelah samapi aku langsung mandi dan makan lagi karena lapar.
Minggu 09 September 2012, seharian itu aku masih bisa menyempatkan waktu untuk menggoreskan cerita di hari pernikahan temanku Nabila. Semoga Nabila dan Faruq menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Amiinnn. Selamat menempuh hidup baru yah kawan.

0 komentar:

Posting Komentar

Followers