Seandainya,…….

Penulis: Novi Adriyanti


Di suatu lembah yang subur, dimana air mengalir dengan jernih, sumber makanan yang berlimpah dan kehidupan yang damai. Tampak seorang penyihir jahat yang bernama Cemarikotori. Penyihir Cemarikotori murka melihat lembah yang begitu subur, dia benci keindahan. Dia sangat kotor dan bau bahkan dia tak pernah mandi sekalipun. Dia berniat untuk mengubah lembah itu menjadi kotor dan tandus.

Penyihir Cemarikotori : Hahaha,……Haa,............
Akan ku ubah tempat ini menjadi kering.
Hahaha,.......haha,....
(berjalam mondar mandir sambil tertawa)
Menangislah para rakyat,
Memohonlah ,...............
Lembah ini akan ku kutuk.
”Lembanikukotoricemari”
Haha,.....ha...ha....aku puas,......puas......
Sekarang lembah ini menjadi kotor dan tandus.
Hahaha,..............ha..............
(pergi tanpa bekas)

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun terus berjalan. 4 tahun telah berlalu, rakyat di lembah itu menderita. Terdengarlah suara teriakan 2 orang yang kelaparan dan kehausan.

Mela : Aku Lapaaaaarr,..............
Laparrrr,...........perutku keroncongan
Makan,..........makan......
(Sambil merangkak dan memegang perut)
Larati : Aku hauuuuus,.........
Hauuuuuuss,.........hauuuuss
Air,....air......
(Mondar mandir tak karuaan)

Tiba-tiba munculah seorang gadis dan membuat bingung orang kelaparan dan kehausan. Gadis yang merindukan lembah subur dan berharap lembah itu bisa kembali lagi seperti dulu.

Rindu : Seandainya,........
Penyihir itu tidak mengutuk lembah ini.
Penyihir jahat,........kejam,..........kejam,.........
(teriaknya kesal dan pergi menghilang entah kemana)

Bu Miski : Kasihan anak-anakku, mereka kehausan dan kelaparan.
Kemarilah nak, sabar ya nak.
Semoga semua ini cepat berlalu.
(terlihat prihatin dan sedih melihat anak-anaknya)
Mela : Aku Lapaaaaarr,..............Lapaar
Nasi,...ayam goreng......dimana kalian?
Aku lapar....lapar
(Sambil mencari terpontang panting)
Larati : Aku hauuuuus,.........
Hauuuuuuss,.........hauuuuss…aku minta air
Air,....air......dimana engkau?
(Mondar mandir kesana kemari)

Kemudian datanglah 2 orang adik kakak yang kaya raya dan sombong. Lalu Bu Miski datang menghampiri mereka dan memohon, minta-minta.

Jayanti : Tempat apa ini ? Iiih kotor,.....bau......
(merasa risih dan menutup hidung)
Bu Miski : Nyonya besar,............
Tolonglah kami,....kami kehausan ,...kelaparan.
(berharap akan pertolongannya)
Soraya : Ih orang miskin, bau tengil, bisa hidup lagi.
Sana minggir, saya jijik melihat kamu.
Iiih Viiruss......viruss,......virus,........
(risih meliat Bu Miski)
Jayanti : Iih Kak, bajumu kotor.
(menunjuk kearah kakaknya)
Soraya : Waahh masa,.... Iiiih dasar orang miskin.
Gara-gara kamu baju saya jadi kotor
Pergi sana,.....pergi,.....huss,....husss..huss
(mengusir Bu Miski sambil mara-marah)
Jayanti : Kamu ga punya telinga ya,...Pergi sana,....sana,......
(teriaknya sambil mengusir)

Karena melihat ibunya di caci maki oleh orang kaya yang sombong, Mela dan Larati menghampiri ibunya dan meminta-minta kepada orang kaya.

Mela : Lapaaaar........... (memegang kaki Jayanti)
Minta makanan,......Lapar...makan....makan
(sambil memohon)
Larati : Saya hauuuus........ (memegang kaki Soraya)
Minta airnya,....hauss,...hauss,........
(sambil menita-minta)
Ibu Miski : Sudahlah,....anak-anaku..
Mereka itu orang kaya yang kejam,...kejam....
Tidak punya belas kasihan..
(Sambil memegang kedua anaknya)

Tiba-tiba muncul kembali seorang gadis yang membuat bingung orang kelaparan dan kehausan.

Rindu : Seandainya ,.......
Semua orang di lembah ini bisa hidup damai.
Damailah,.....berdamailah,............wahai orang-orang.
Berdamailah,…………… Piiiissss men,……
(mengilang tanpa jejak)
Soraya dan Jayanti : Orang miskin,...........
Pergii kalian,.........
(teriak mereka berdua)

Akhirnya orang miskinpun pergi meninggalkan mereka berdua dan mereka pun sibuk membersihkan kotoran yang ada di baju mereka.

Mela : Ibu, makanan,....makan.
(melihat ibunya)
Larati : Ibu hauuus,.......air
(memegang tangan ibunya)
Ibu Miski : Sabarlah anak-anaku, semoga keajaiban bisa datang.
(penuh pengharapan)

Gadis yang membuat bingung orang miskin, akhirnya muncul kembali.

Rindu : Seandainya,.............
Ada orang yang bisa mengembalikan lembah ini seperti dulu.
Indah,......subur,..........
Datanglah wahai penyelamat,...........datanglah,.....
Datanglah,..............
(teriakan yang perlahan menghilang dengan sosoknya)

Kemudain datanglah seorang peri kecil, yang telah di utus untuk menyelamatkan lembah itu, dia bernama Peri Kinclong.

Peri Kinclong : Haah,.......ko tandus.. (berjalan kesana kemari)
Nah lhooo,........ko kurus (mendekati Mela)
Nah lhooo,........ko kering (mendekati Larati)
Kasian,..............kasian kalian.
Soraya : (mendekati peri Kinclong)
Ini siapa lagi ?
Kurus,.......kering kaya begini...Ha.....
Jayanti : Ya benar kak, kurus !!! Kurus, kecil lagi,........
(membenarkan pendapat Kakaknya)
Peri Kinclong : Asal kalian tahu,..
”Aku Peri Kinclong, gigiku tidak ompong
Aku tidak sombong, tak pernah lupa menolong
Kinclong,...Kinclong,.........Kinclong...
Lalalalala,.............Aku Peri Kinclong”
(bernyanyi seperti nyanyian Burung Kakatua)
Soraya dan Jayanti : Kwkwkhahahaahaha,.......Peri Kinclong
(tertawa terbahak-bahak)
Soraya : Hari gini, ada peri. Hahaha,.......
Jayanti : Ya kak,..hari gini ada peri. Paling juga peri solokan.
Hahaha,.............(tertawa)
Peri Kinclong : Dassar kalian orang kaya yang sombong.
Ku kutuk kalian jadi patung ”Ooowrakayasialan”
(komat kamit mengucap mantra)
Soraya dan Jayanti : Pergiiiiiiii,..............

Namun kedua orang kaya yang sombong tidak sempat melarikan diri, akhirnya mereka menjadi patung. Orang miskin sangat terkejut melihat kedua orang kaya itu menjadi patung.

Ibu Miski : Ooh peri,....
Apakah engkau benar-benar seorang peri.
Tolong kembalikanlah lembah ini.
(memohon kepada peri dengan penuh pengharapan)
Mela : Ibu peri,....
Lapaaaarr minta makan,..makan
Larati : Aku haus,....minta air.....air
(melihat ibu peri)

Tak ada habisnya, gadis aneh itu kembali muncul.

Rindu : Seandainya,.......
Jika engkau benar seorang peri yang di utus untuk
Menyelamatkan lembah ini. Tolonglah,.....bantulah,.....
Selamatkanlah wahai peri,.........
sebelum penyihir jahat itu kembali datang.
(hilang tak tahu kemana)

Tak perlu menghitung detik, akhirnya penyihir jahat datang.

Penyihir Cemarikotori : Hahaha,..........haha,.............haha......
Siapa yang berani mengubah lembah ini.
(mengelilingi lembah)
Lawanlah aku, siapa yang berani menantangku,
Sang Penyihir ”Cemarikotori”
Hahahaha,........ha..........

Ibu dan kedua anak yang kelaparan dan kehausan terdiam, terkejut seolah ketakutan.

Peri Kinclong : Oh, jadi kamu penyihir yang mengubah lembah ini.
(menantang Penyihir Cemarikotori)
Penyihir Cemarikotori : Hahaha,..........haha,.............haha......
”Aku adalah penyihir jahat, selalu kotor dan juga bau
Setiap hari tak pernah mandi, ataupun lupa menggosok gigi
Penyihir Cemarikotori,...Penyihir Cemarikotori”
(bernyanyi dengan nyanyian Anak gembala)
Itulah namaku,..........
Hahahahaha,...........haha (berlagak sombong)
Peri Kinclong : Iiiih,.......ihiih,..............
Penyihir mulutmu bau tuh,.
Badanmu juga bau.
(sambil menutup hidung)
Bu Miski, Mela & Larati: Iiiih,....bau.............
Iiiih,....ga pernah mandi
Iiih ,...........ko gitu siih,.......
(seru mereka bertiga)
Penyihir Cemarikotori : Kalian diam orang miskin,........
Akan aku kutuk kalian jadi patung seperti mereka.
(ancam Penyihir Cemari kotori)
Bu Miski, Mela & Larati: Ampuuun Penyihir,.............kita akan pergi....
Kita akan pergi. (ketakutan)
Penyihir Cemarikotori : Hahahhahahahahaha,..............(tertawa)
Ibu Miski : Ayo anak-anaku kita pergi, sebelum penyihir itu berubah pikiran.
(ajak ibunya)
Mela : Aku lapar,..............Penyihir bau..(sambil pergi)
Larati : Aku hauss,............Penyihir yang ga pernah mandi..(pergi juga)
Ibu Miski : Sadarlah kau Penyihir bau dan ga pernah mandi......(pergi)
Penyihir Cemarikotori : Aku bau,........aku ga pernah mandi
(sambil mencium badannya)
Oh tidak,...........ternyata aku memang bau
(memegang kepalanya)

Kehadiranya yang aneh, membuat bingung. Akhirnya gadis itu datang kembali.

Rindu : Seandainya,........
Penyihir Cemarikotori bisa insaf.
Cepatlah tobat,.......cepatlah tobat.......
Kiamat sudah hampir dekat...(teriaknya)
Penyihir kembalilah engkau ke jalan yang benar.
Cintailah keindahan dan kebersihan,
Karena kebersihan dan keindahan sebagian dari iman.
Lihatlah diriku,.........aku bersih, aku wangi.
Kembalialh,......kembalilah,...............
(hilang tanpa bekas)
Penyihir Cemarikotori : Aku bau,........aku ga pernah mandi
(sambil mencium badannya)
Aku ingin wangi,............bersih,........
Peri Kinclong : Aku tahu caranya,.........
Kembalikanlah lembah ini seperti dulu,
karena itu merupakan cara supaya kamu bisa mandi.
Kamu pati bisa wangi dan bersih, tentunya,
Kinclooooong,.......clooong,......clong........seperti namaku
Peri Kinclong...
(sarannya)
Penyihir Cemarikotori : Baiklah kalo begitu, akan ku kembalikan tempat ini.
”kambalibalikan...kambalibalikan” (mengucap mantra)

Setelah lembah itu kembali seperti dulu, Penyihir Cemarikotori telah sadar.

Penyihir Cemarikotori : Ternyata benar, lembah ini indah sekali.
Kalau begitu aku mau pergi dulu,......
aku mau mandi biar wangi dan bersih...
Dadah semuanya, selamat tinggal.
(sambil pergi)
Peri Kinclong : Jangan lupa gosok gigi ya,........
(saranya)

Kemudian orang kaya yang di ubah menjadi patung bisa berbicara.

Soraya : Jangan lupakan kami,
Aku ingin menjadi manusia lagi.
(memohon)
Jayanti : Ya,....jangan lupakan kami.
Kami tidak mau menjadi patung selamanya.
Penyihir Kinclong : Okey kalau begitu, akan aku ubah kalian menjadi manusia.
Tapi dengan satu syarat, kalian harus berubah dan membagi
harta kalian kepada orang miskin.
Janganlah kalian sombong.
(pintanya)
Soraya dan Jayanti : Baik, peri. Kami tidak akan sombong lagi.
Peri Kinclong : ”orakayakambalibalikan”
(mengucap mantra)

Setelah orang kaya itu berubah, mereka pun tersadar dan kembali menjadi manuisa.

Soraya : Terimakasih, peri....
Jayanti : Ya,...terimakasih peri yang cantik dan tidak sombong.
(memuji peri itu)
Peri Kinclong : Ya , tapi ingat janji kalian.
Sekarang tugasku sudah beres. Aku akan pergi.
Selamat tinggal semuanya,...........
Bersenang-senanglah,...........
(meninggalkan lembah itu)

Setelah peri yang di utus itu pergi, Soraya dan Jayanti merasa senang.

Soraya : Akhirnya Kakak menjadi manusia lagi.
Jayanti : Ya kak, akhirnya kita jadi manusia lagi.
(selalu membenarkan kakaknya)
Soraya : Kalau begitu, ayo kita pulang kerumah.
(ajaknya sambil pergi)
Jayanti : Dengan senang hati kak,...

Kakak beradik itupun pulang kerumah dengan bahagia. Tiba-tiba terdengarlah Ibu Miski dan kedua anaknya, mereka sedang mengeluh karena keterlaluan.

Ibu Miski : Anak-anaku, kalian sekarang tidak kelaparan dan kehausan lagi.
(ujar Bu Miski)
Mela : Aku kenyang,.............kenyang,...........perutku kenyang.
(ucapnya sambil tertawa),...
Ibu, aku mau pergi main.
(meninggalkan Ibu Miski dan Larati)
Larati : Ibu aku ingin buang air kecil,....
Dari tadi aku sudah menghabiskan segalon air minum.
Aku ingin buang air kecil,............
Kebelet pipis,........
(Kocar kacir meninggalkan ibunya)
Ibu Miski : Dasar anak-anak. He.......
(ucapnya sambil tertawa)
Terimakasih Tuhan, karenamu tempat lembah ini kembali.
(sambil mengambil nafas dan pergi mengikuti kedua anaknya)

Lama tidak muncul, akhirnya gadis aneh itu muncul kembali.

Rindu : Akhirnya,............
Bunga-bunga kembali mekar,
Air kembali mengalir,
Kerinduan perlahan telah pudar,
Jalan keindahan sudah terbuka lebar,
Kedamaian kini telah hadir,........
Berbahgialah,..........berbahagialah,................
(sambil menghilang)

0 komentar:

Posting Komentar

Followers