Memoar Part III
ANAK-ANAK, INI IBU BUDI !!
Senin, 19 Juli 1999. Hari yang
sangat bersejarah karena akhirnya aku bisa merasakan duduk di sebuah bangku
kelas untuk pertama kalinya. Hari yang dinanti-nanti olehku akhirnya datang
juga. Kelas pertamaku yaitu kelas I SD (Sekolah Dasar).
Ruangan yang teridiri dari bangku
dan meja, lemari, buku-buku, papan tulis, dan kapur barus beserta penghapus yang
terbuat dari buntalan kain putih. Sudut-sudut ruangan yang masih terlihat bagus
karena baru dicat dengan cat tembok yang berwarna merah ati untuk bagian bawah
dan putih kecoklat-coklatan untuk bagian atas. Ruangan pertama yang aku
singgahi dalam sejarah pendidikanku.
Pengalaman pertama didunia pendidikanku. Aku sekolah di SDN
Girimukti, sekolah yang ada disekitar rumah. Jarak antara rumah dan sekolah
kurang lebih sekitar 150 meter. Lumayan melelahkan karena hampir setiap hari,
aku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Kaki yang memakai sepatu hitam dan
kaus kaki putih.
Bangun dari tidurku, terus mandi
tidak lupa menggosok gigi. Kemudian memakai pakaian merah putih, memakai dasi
dan topi, serta tak lupa juga untuk memakai sepatu. Tas warna hitam selalu setia
melindungiku dari belakang. Isi dalam tas hitamku ada buku beserta alat-alat
tulis seperti pensil, penghapus, penggaris, ada juga buku bergambar karena
ketika itu aku sedang hobi menggambar. Aku masih ingat, ketika itu aku duduk
dibangku pertama barisan ke dua bersama saudaraku yang bernama Lia. Lia adalah
saudara sepupuku.
Hari pertama sekolah, aku diantarkan oleh Ibu. Kemudian jam
menunjukan pukul 07.00 WIB, dan loncengpun berbunyi. Segera mungkin kami
berbaris di depan kelas untuk masuk satu per satu kedalam ruangan kelas. Ketika
itu juga dipilihlah seorang KM (Ketua Murid), dan salah satu temanku yang
bernama Dadan Lukman terpilih menjadi seorang KM. Kemudian olehnya kami
dibariskan serta dipandu oleh Guruku yaitu Ibu Noneng Danengsih. Sebelum
semuanya diperkenankan masuk, Ibu Noneng memeriksa kebersihan kuku dan rambut
kami. Bagi mereka yang kukunya panjang dan rambut gondrong, tidak diperkenankan
untuk masuk ke ruangan kelas. Untungnya kuku dan rambutku ketika itu bersih,
jadi aku diperkenankan untuk masuk. Masuk ke kelas dengan perasaan senang,
takut, ragu, was-was, tapi dalam hati aku harus berani.
Proses belajarpun dimulai, hari
pertama sekolah aku belajar berhitung dan membaca. Teringat ketika aku disuruh
maju kedepan oleh Bu Guru, lalu dengan santainya aku maju kedepan dan membaca
sebuah teks “INI IBU BUDI”. Pengalaman yang sangat berharga, karena sampai saat
ini itulah keberanianku yang pertama tanpa rasa malu, dengan polosnya aku maju
kedepan.
Hari demi hari terus kulalui sebagai seorang pelajar kelas I
SD. Bulan demi bulan tak terasa telah 6
bulan aku berstatus sebagai seorang pelajar kelas I SD. Hingga suatu hari aku
dipercaya oleh Guruku untuk mengikuti lomba menulis tingkat SD. Menulis tegak
bersambung, mungkin dulu tulisanku terlihat bagus sehingga aku terpilih untuk
ikut serta dalam perlombaan ini. Secara tekhnisnya, perlombaan ini seperti
menyalin sebuah tulisan ke dalam tulisan tegak bersambung dan diwaktu selama 30
menit. Akhirnya akupun mendapatkan hasil yang sebanding dengan jerih payah,
kerja keras dan keindahan tulisanku, aku medapat Juara II. Walaupun tidak
mendapatkan nomer satu, tapi semangatku
terus bergelora seiring berjalannya waktu.
Jumat, 26 Mei 2000
“Selamat Ulang Tahun anakku.
Semoga kamu panjang umur, sehat selalu, semakin pintar, semakin sayang kepada
Ibu dan Ayah”. Mungkin seperi itulah doa seorang Ibu ketika anaknya berulang
tahun. Terimakasih Tuhan, karena engkau masih memberiku kesempatan untuk hidup
di duniamu yang indah ini. Aku masih bisa merasakan kasih sayang seorang Ibu dan
Ayah. Hari ulang tahunku yang ke-7. Di ulang tahunku ini sangat berbeda dengan
ulang tahun sebelumnya, kali ini aku berstatus sebagai pelajar kelas 1 SD yang
sebentar lagi akan naik ke kelas 2.
Tidak terasa, satu tahun telah
berlalu. Pembagian buku laporan hasil belajar selama satu tahunpun dibagikan seiringan
dengan kelulusan kelas VI.
1 Juli 2000, ketika itu acara
perpisahan sangat meriah, akupun teringat akan suatu kejadian yang mengegerkan,
panggung hiburan di sekolahku runtuh. Semua para siswa dan orangtua pun panik.
Tapi untung panggung yang runtuh itu tidak memakan korban.
Pengumuman para juara pun
dimulai, Juara 1 kelas I jatuh kepada Candra Setiwan, yaaah aku cuma bisa
menundukan kepala dan dalam hati aku kecewa ternyata bukan aku yang jadi nomor
satu di kelas, lalu Ibu mengusap kepalaku. Juara ke-2 adalah Novi Adriyanti,
yeeeeeh aku berteriak dan bergegas pergi kepanggung untuk mengambil hadiah, dan
tidak lupa untuk mencium tangan ibu. Dalam hati aku berteriak, sorak sorai kebahagian
menimpaku. Juara ke 3 jatuh kepada Erna Kristiana.
Prestasi yang lumayan memuaskan, Setidaknya waktu itu aku
mendapatkan hadiah dari hasil kerja dan usahaku. Terimakasih Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar